Senin, 03 Januari 2011

Irigasi rubuh, ribuan hektar sawah kering

Sunday, 26 December 2010 16:58



JEURAM - Sekitar seribu hektare lahan persawahan milik petani di Nagan Raya, sejak beberapa pekan terakhir, dilaporkan kering akibat ambruknya saluran irigasi. Kondisi ini dikhawatirkan akan menyebabkan gagal tanam. Sementara di Aceh Barat, pengaman tebing sungai Krueng Meureubo yang baru dibangun dengan menelan biaya sebesar Rp1,4 miliar, dilaporkan rubuh.

Areal persawahan yang dilanda kekeringan akibat ambruknya saluran irigasi di Nagan Raya, antara lain meliputi Kemukiman Blang Panyang dan Keudee Linteung, Kecamatan Seunagan Timur. Para petani tidak bisa menggarap sawahnya karena air yang disuplai dari sejumlah wilayah termasuk Irigasi Jeuram di Kecamatan Beutong, hingga kini tak mengalir.

Said, seorang petani di Kecamatan Seunagan Timur mengakui bahwa persoalan tak adanya air di lahan persawahan milik masyarakat di dua kemukiman itu telah berlangsung lama. Sementara para petani di Kemukiman Blang Ara dan sejumlah kemukiman lainnya di Kecamatan Seunagan Timur, pasokan air ke areal persawahan mereka lancar. “Persoalan ini sudah kami laporkan kepada pihak terkait, tapi belum juga ditangani,” katanya, sore ini.

Menurut Said, penyebab tak adanya air di lahan persawahan masyarakat di dua kemukiman di Kecamatan Seunagan Timur itu, akibat ambruknya saluran irigasi di kawasan Cot Gud yang selama ini mengairi areal persawahan di daerah itu. “Jika hal ini tak segera ditangani, maka tak menutup kemungkinan kami akan gagal panen,” ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Nagan Raya, Ali Basyah, membenarkan bahwa sekitar 1.000 hektar sawah petani di Kemukiman Blang Panyang dan Keudee Linteung, kini mengalami kekeringan. “Saluran irigasi yang selama ini mengairi areal persawah dan kawasan itu, kini telah ambruk dan menutupi saluran-saluran air lainnya,” katanya.

Sumber : Waspada.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar