Minggu, 17 April 2011

Warga Gunong Kong Keluhkan Jembatan tak Berlantai

Mon, Mar 7th 2011, 08:23

JEURAM - Masyarakat Desa Alue Waki, Kemukiman Gunong Kong, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, keluhan proyek pembangunan jembatan di kawasan pedamalan itu yang telah ditelantarkan kontraktor. Bahkan jembatan itu kini juga belum bisa digunakan warga karena tak ada lantainya. Akibatnya, warga terpaksa menyeberangi sungai ketika hendak menuju ke ibukota kecamatan maupun ibukota kabupaten.

Raja Taniansa, tokoh masyarakat Gunong Kong didampingi Dedek Azis kepada Serambi, Minggu (6/3) mengatakan, akibat jembata rangka baja itu belum ada lantai, menyebabkan warga yang tinggal di kawasan pedalaman masih leluasa melaksanakan rutinitas sehari-hari.

Menurut sumber Serambi itu, pihak rekanan proyek jembatan itu kini juga telah ditahan pihak berwajib tersandung kasus pidana. Karena itu, Raja Taniansa yang mewakili masyarakat Gunong Kong berharap kepada Pemkab Nagan Raya, supaya segera menyelesaikan pembangunan jembatan rangka baja itu, sehingga transportasi di daerah terisolir itu menjadi lancar.

Menurut Raja Taniansa, terbengkalai proyek jembatan itu dan sejumlah proyek infrastruktur lainnya di desa terpencil itu, karena kurangnya pengawasan. Sehingga, pihak rekanan melaksanakan proyek sesuka hati.

Tak bayar upah
Disisi lain, kata Dedek Azis, masyarakat di Gunong Kong juga mengeluhkan dengan belum dibayarnya upah kerja oleh pihak rekanan proyek jembatan tersebut. Katanya, ketika masyarakat meminta upah kerja itu pada rekanan yang kini telah menjadi tahanan di LP Meulaboh itu, senantiasan membawa centeng untuk menakut-nakuti pekerja.

“Kami juga sudah melaporkan masalah ini ke berbagai pihak aparatur negara, namun tetap saja tak diproses, dan satu-satunya harapan kami untuk menyampaikan masalah ini melalui media massa,”katanya.(edi)

sumber : Serambinews.com

Rabu, 13 April 2011

Lintas Meulaboh-Geumpang dan Jeuram-Takengon Terancam Putus

Longsor Semakin Parah
Fri, Mar 4th 2011, 09:13

JEURAM - Akibat terus-terusan longsor, ruas jalan provinsi di lintasan Meulaboh-Geumpang kawasan Kecamatan Sungai Mas dan Woyla Timur, Kabupaten Aceh Barat serta ruas jalan di lintasan Jeuram-Takengon kawasan pegunungan Gunung Singgah Mata, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya kini terancam putus total.

Pasalnya, titik longsor yang berada di kedua kawasan itu hingga kini diperkirakan mencapai 50 titik, sehingga dikhawatirkan jalan tersebut akan terputus total. Pantauan Serambi, sejak Selasa-Rabu (1-2/3) kemarin di lintasan Jeuram-Takengon dan Meulaboh-Geumpang, terlihat lokasi badan jalan dikedua wilayah itu semakin memprihatinkan. Pasalnya, sebagian besar badan jalan di wilayah pedalaman tersebut menimbulkan kerusakan yang amat parah dan menyisakan badan jalan yang sngat sempit.

Wijaya, seorang pengguna jalan warga Kota Meulaboh, Aceh Barat kepada Serambi, Selasa (1/3) yang ditemui Serambi di lintasan Jeuram-Takengon mengatakan, kerusakan badan jalan di kawasan pegunungan itu kini semakin mengancam keselamatan pengguna jalan. Pasalnya, selain badan jalan yang amblas ke dalam jurang, badan jalan di kawasan itu juga dipenuhi bebatuan gunung yang jatuh ke badan jalan sehingga sangat membahayakan pengguna jalan yang melintas.

Sementara itu dari Aceh Barat dilaporkan, kerusakan badan jalan di lintasan Meulaboh-Geumpang, kawasan Kecamatan Sungai Mas dan Woyla Timur hingga Rabu (2/3) kemarin juga semakin parah. Selain badan jalan yang terbelah dan berlubang di bagian sisi kanan dan kiri, ruas jalan provinsi di kawasan pedalaman itu diprediksikan akan putus dalam jangka waktu beberapa bulan mendatang, mengingat longsor badan jalan hingga kini terus terjadi dan belum ditangani pihak terkait.

Bupati Aceh Barat, H Ramli MS kepada Serambi, kemarin saat meninjau lokasi longsor di lintasan Meulaboh-Geumpang menyatakan, berdasarkan pemantauan yang dilakukan pihaknya di lokasi itu, jumlah titik longsor dan jalan terbelah dikawasan pedalaman tersebut mencapai 30 titik dengan kondisi memprihatinkan.

Bupati Ramli MS menilai pihak Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Provinsi Aceh lamban merespon keluhan rusaknya badan jalan lintas tengah menuju Pantai Barat Selatan itu. Pasalnya, meski telah disurati, hingga kini persoalan itu juga belum ditanggapi dan terkesan dibiarkan begitu saja hingga ruas jalan itu rusak parah. Karenanya, Ramli minta kepada Pemerintah Aceh supaya tak diam saja menyikapi persoalan sara transportasi itu.(edi)

Sumber : Serambinews.com

Kamis, 07 April 2011

Protes Penyerobotan Lahan, Puluhan Warga Datangi DPRK Nagan

Tue, Feb 22nd 2011, 09:20

JEURAM - Puluhan warga dari Desa Ujong Sikuneng, Blang Baro, serta Blang Muko, Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya, Senin (21/2) kemarin mendatangi gedung DPRK setempat di Kompleks Perkantoran Suka Makmue. Kedatangan masyarakat ke gedung dewan tersebut guna menyampaikan keluhan mereka terkait penyerobotan lahan oleh sebuah perusahaan perkebunan asal Kota Meulaboh.

Barona, selaku perwakilan masyarakat kepada wartawan, kemarin mengatakan, protes yang dilakukan warga ke DPRK Nagan Raya itu dilakukan guna menghindari adanya hal-hal yang tak diinginkan. Apalagi selama ini, warga telah berupaya menempuh penyelesaian dengan pihak perusahaan guna mencari solusi.

Akan tetapi, kata Barona, tetap saja tak tuntas sehingga mereka berinisiatif untuk mengadukan masalah itu ke DPRK setempat. Menurut Barona, pelaporan yang dilakukan warga itu terkait penyerobotan lahan masyarakat oleh pihak perusahaan perkebunan swasta yang mengklaim lahan masyarakat setempat sebagai lahan milik perusahaan itu.

Padahal, katanya, dalam sertifikat yang dimiliki pihak sebuah perusahaan tersebut tertera lahan milik perusahaan seluas 168 hektare saja dan dibuktikan dalam sertifikat. Akan tetapi kenyataan di lapangan, terangnya, lahan itu malah kembali di klaim dengan luas mencapai 280 hektare di sepanjang wilayah mencapai 3 kilometer.

Sehingga tanah masyarakat yang berada di tiga desa seperti Ujong Sikuneng, Blang Baro, serta Blang Muko telah berada dalam lahan perusahaan tersebut. “Kami tak terima dengan klaim sepihak ini, karena tanah yang diklaim ini adalam milik warga, dan bukannya milik perusahaan,” tegas Barona.

Secara terpisah, Ketua DPRK Nagan Raya, Samsuardi yang ditanyai Serambi kemarin mengaku telah mengangani keluhan masyarakat terkait penyerobotan lahan oleh sebuah perusahaan swasta asal Kota Meulaboh itu. Guna mengatasi persoalan itu, katanya, Samsuardi berjanji segera memanggil pihak perusahaan guna dipertemukan dengan masyarakat. Sehingga tak ada yang dirugikan dalam persoalan itu.(edi)

Sumber : Serambinews.com

Rabu, 06 April 2011

Setahun Dibangun, Jalan Provinsi di Nagan Rusak

Sun, Feb 20th 2011, 08:51

JEURAM - Sepanjang 44 Km badan jalan provinsi di lintasan Kuala-Tuha Lamie, Nagan Raya, yang tuntas dibangun tahun 2010 lalu menggunakan dana dari Multi Donor Found (MDF) Rp 84 miliar, kini telah amblas dan rusak parah.

Anggota DPRK Nagan Raya, Danda Runtala, kepada Serambi, Sabtu (19/2) mengatakan, kerusakan badan jalan provinsi yang baru tuntas dibangun sejak setahun lalu itu sangat disesalkan oleh semua pihak. Pasalnya, badan jalan yang menggunakan aspal hotmix tersebut kini telah banyak yang rusak bahkan pada beberapa sisi juga telah amblas.

Akibat kerusakan jalan tersebut, menyebabkan arus transportasi ikut terganggu. “Pemerintah Aceh tak boleh tinggal diam, tapi harus segera menangani kerusakan jalan itu,”pinta Danda. Secara terpisah, Said Muhazar tokoh pemuda Kuala Tripa kepada mengakui kerusakan badan jalan provinsi itu kini semakin parah. Meski telah beberapa kali disampaikan kepada instansi terkait, ruas jalan itu tetap saja dibiarkan rusak tanpa adanya penanganan.(edi)

Sumber : Serambinews.com