Rabu, 19 Januari 2011

PLTU Rusak, PLN Gelar Pemadaman Bergilir

Sat, Jan 8th 2011, 09:35

MEULABOH – Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), di Nagan Raya, dilaporkan dalam tiga hari terakhir rusak. Akibatnya, sejumlah wilayah kerja PLN Cabang Meulaboh meliputi Aceh Barat, Aceh Jaya, dan Nagan Raya terpaksa dilakukan pemadann bergilir. Namun PLN memastikan, suplai arus dari PLTU yang terganggu itu pada Jumat (7/1) dini hari akan normal kembali. Manajer PLN Cabang Meulaboh, H Nahwaluddin ditanyai Serambi, Kamis (6/1) mengatakan mesin PLTU dalam perbaikan karena mengalami kerusakan pada sistem. “Selama ini suplai arus selain dilakukan dari mesin sewa di PLTD Seunebok, Meulaboh dibantu dari PLTU itu,” ujarnya.

Menurutnya, kerusakan PLTU berbarengan dengan adanya perbaikan mesin yang ada di PLTD Seunebok sehingga suplai arus menjadi berkurang sehingga langkah yang dilakukan sementara sambil menunggu PLTU selesai diperbaiki dilakukan pemadaman bergilir untuk tiga wilayah meliputi Aceh Barat, Aceh Jaya, dan Nagan Raya. Namun kata Nahwaluddin, pemadaman yang dilakukan hanya dalam jumlah kecil saja dan tak separah waktu itu dan diharapkan perbaikan yang sedang dilakukan di PLTU Media Grup itu dapat segera selesai. Ia mengatakan pemadaman bergilir yang terjadi hanya dalam waktu dua jam saja setiap malam dan sudah berlangsung tiga hari terakhir. Dan kerusakan pada PLTU itu hanya pada bagian pembakaran batu bara.(riz)

Sumber : Serambinews.com

Kamis, 06 Januari 2011

Rawa tripa terancam tenggelam

Thursday, 06 January 2011 19:07

NAGAN RAYA - Dampak negatif akibat eksploitasi rawa gambut di kawasan Tripa Kecamatan Darul Makmur Nagan Raya, mulai dirasakan warga. Menurut keterangan warga Kuala Seumayam, kampung mereka kini kerap dilanda banjir, meski tidak ada hujan.

Warga menduga, hal itu terjadi akibat penggarapan lahan gambut dan alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan tanpa memperhatikan dampak lingkungan. Rawa Tripa akan terancam tenggelam akibat lahan gambut yang terus menerus dieksploitasi pihak tertentu.

Geuchik Gampoung Kuala Seuamyam, M. Ahmad tadi sore, membenarkan hal tersebut. Bahkan ia mempertanyakan peran YEL dan Petisi Rawa Tripa dalam mengatisipasi dan mencegah penggarapan lahan gambut.
Sebab, tambah M. Ahmad, akibat penggarapan dan alih fungsi hutan, warganya sulit mencari rezeki, karena tempat menahan bubu atau mencari rotan kini sudah tidak ada lagi.

Sumber : Serambinews.com

Selasa, 04 Januari 2011

Perambahan Hutan Lindung di Nagan Semakin Marak

Wed, Dec 29th 2010, 11:45

JEURAM - Meski Pemerintah Aceh telah melarang penebangan kayu, namun perambahan hutan lindung maupun kawasan hutan lainnya di lintasan Jeuram-Takengon, kawasan Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya hingga kini semakin marak. Bahkan aparat pemerintah yang bertugas menjaga kawasan hutan supaya tak rusak, hingga kini belum bisa berbuat banyak, dan aksi penebangan terus terjadi.

Plt Kepala Dinas Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nagan Raya, H Zainal Abidin, melalui Kabid Kehutanan, Yanti menjawab Serambi, Selasa (28/12) kemarin mengatakan, penebangan hutan lindung maupun kawasan hutan lainnya yang terjadi di Kecamatan Beutong kawasan pegunungan Singgah Mata kini semakin sulit dicegah.

Pasalnya, aksi penebangan hutan yang dilakukan oleh masyarakat menggunakan mesin pemotong itu terus dilakukan setiap hari. Sedang petugas polisi hutan (polhut) yang ditempatkan dikawasan tersebut hingga kini belum tak bisa berbuat banyak.

Menurut Yanti, kawasan hutan lindung dan hutan lainnya yang kini telah berhasil dirambah dan ditebang oleh masyarakat di kawasan Pegunungan Singgah Mata di Kecamatan Beutong itu kini semakin luas dan mengkhawatirkan. Bahkan ia juga mengakui bahwa beberapa waktu lalu pernah dilakukan patroli secara terpadu bersama petugas dari Provinsi Aceh guna memberantas illegal logging, namun hal itu dinilai tak efektif dikarenakan perambahan hutan hanya berhenti sesaat saja.(edi)

Sumber : Serambinews.com

Longsor di Lintasan Jeuram-Takengon Makin Parah

Tue, Dec 28th 2010, 11:42


Longsor badan jalan di lintasan Jeuram-Takengon kawasan Pegunungan Gunung Singgah Mata, Kecamatan Beutong, Nagan Raya kini semakin memprihatinkan. Bila tak segera ditangani, maka ruas jalan provinsi yang selama ini menghubungkan ke sejumlah kabupaten di bagian tengah Aceh itu terancam putus. Foto direkam Selasa (21/12) lalu.SERAMBI/DEDI ISKANDAR

JEURAM - Akibat terus menerus diguyur hujan, ruas jalan Jeuram, Nagan Raya-Takengon, Aceh Tengah di kawasan kawasan gunung Singgah Mata, Beutong kini terancam putus. Bahkan lokasi longsor itu juga makin banyak.

Bupati Nagan Raya, Drs HT Zulkarnaini, kepada wartawan, Senin (27/12) mengakatan, kondisi jalan provinsi itu selama ini memang cukup mengkhawatirkan. Menurutnya, jika beberapa titik longsor yang berada di lintasan Jeuram-Takengon itu tak segera ditangani, maka tak tertutup kemungkinan ruas jalan provinsi itu akan putus.

Menurut T Zulkarnaini, ruas jalan Jeuram-Takengon itu selama ini telah menjadi urat nadi lajunya perekonomian masyarakat Nagan Raya dan ACeh Tengah. Pasalnya, lintasnya itu digunakan masyarakat untuk memasok aneka hasil pertanian dan perkebunan dari dataran tinggi Gayo ke sejumlah kabupaten/kota di pantai barat selatan Aceh.

Keberadaan jalan lintas tengah itu selama ini sangat strategis dan menghemat jarak tempuh untuk mengangkut hasil pertanian para petani. Bahkan sebaliknya, ruas jalan itu kini semakin padat dilintasi pengguna jalan guna melakukan berbagai aktivitas dikarenakan jaraknya yang tak terlalu jauh.

Karena itu, apabila titik longsor di lintasan Jeuram-Takengon itu tak segera ditangani secara serius, maka ancaman putusnya badan jalan di kawasan pegunungan itu akan segera terjadi. Mengingat jumlah titik longsor yang berada di kawasan itu semakin banyak dan semakin sulit dilintasi pengguna jalan.

Sudah disurati
Menurut T Zulkarnaini, pihaknya telah beberapa kali menyurati Pemerintah Aceh melalui instansi terkait supaya serius menangani titik longsor di lintasan Jeuram-Takengon itu. Akan tetapi hingga kini surat itu belum direspon dan belum ada tindaklanjutnya. Sehingga hal itu sangat mengecewakan masyarakat di Nagan Raya. “Mudah-mudahan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Tengah tidak merasa telah dianak tirikan oleh Pemerintah Aceh,”ujar seorang tokoh masyarakat Nagan Raya.(edi)

Sumber : Serambinews.com

Senin, 03 Januari 2011

Irigasi rubuh, ribuan hektar sawah kering

Sunday, 26 December 2010 16:58



JEURAM - Sekitar seribu hektare lahan persawahan milik petani di Nagan Raya, sejak beberapa pekan terakhir, dilaporkan kering akibat ambruknya saluran irigasi. Kondisi ini dikhawatirkan akan menyebabkan gagal tanam. Sementara di Aceh Barat, pengaman tebing sungai Krueng Meureubo yang baru dibangun dengan menelan biaya sebesar Rp1,4 miliar, dilaporkan rubuh.

Areal persawahan yang dilanda kekeringan akibat ambruknya saluran irigasi di Nagan Raya, antara lain meliputi Kemukiman Blang Panyang dan Keudee Linteung, Kecamatan Seunagan Timur. Para petani tidak bisa menggarap sawahnya karena air yang disuplai dari sejumlah wilayah termasuk Irigasi Jeuram di Kecamatan Beutong, hingga kini tak mengalir.

Said, seorang petani di Kecamatan Seunagan Timur mengakui bahwa persoalan tak adanya air di lahan persawahan milik masyarakat di dua kemukiman itu telah berlangsung lama. Sementara para petani di Kemukiman Blang Ara dan sejumlah kemukiman lainnya di Kecamatan Seunagan Timur, pasokan air ke areal persawahan mereka lancar. “Persoalan ini sudah kami laporkan kepada pihak terkait, tapi belum juga ditangani,” katanya, sore ini.

Menurut Said, penyebab tak adanya air di lahan persawahan masyarakat di dua kemukiman di Kecamatan Seunagan Timur itu, akibat ambruknya saluran irigasi di kawasan Cot Gud yang selama ini mengairi areal persawahan di daerah itu. “Jika hal ini tak segera ditangani, maka tak menutup kemungkinan kami akan gagal panen,” ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Nagan Raya, Ali Basyah, membenarkan bahwa sekitar 1.000 hektar sawah petani di Kemukiman Blang Panyang dan Keudee Linteung, kini mengalami kekeringan. “Saluran irigasi yang selama ini mengairi areal persawah dan kawasan itu, kini telah ambruk dan menutupi saluran-saluran air lainnya,” katanya.

Sumber : Waspada.co.id